Rabu, 03 Oktober 2007

Ramadhan dan Refleksi sosial




Puasa pada bulan Ramadhan merupakan satu Tradisi tahunan yang selalu dilakukan oleh umat Islam diseluruh dunia,bukan cuma di Negara Arab sebagai pemegang hak cipta Peradaban Islam namun segenap umat manusia yang merasa dirinya seorang Muslim,maka kewajiban tersebut merupakan mutlak adanya. Lalu mengapa pada bulan Ramadhan saja diwajibkan ibadah puasa !,mengapa di bulan yang lain allah SWT tidak mewajibkan kita umat muslim untuk berpuasa ! tujuan tersembunyi apa yang sedang berlangsung pada bulan yang lain dari pada yang lain ini.
Dalam kalender hijriah terdapat 12 bulan yang dipakai sebagai patokan dalam pergantian tahun,sebagaimana dalam hitungan masehi pun memiliki 12 hitungan bulan dalam menentukan pergantian tahun,dan di dalam bulan-bulan tersebut terdapat beberapa bulan yang mempunyai keistimewaan tersendiri, entah karena bulan itu mempunyai nilai sejarah yang hebat,atau mungkin ada semacam bisikan dari langit yang menganjurkan untuk memuliakan bulan tersebut,bagi umat kristiani bulan Desember merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu dan dimulyakan oleh mereka,karena konon pada bulan tersebutlah seorang manusia yang mereka anggap titisan tuhan telah dilahirkan kedunia,walaupun kebenaran sejarah tersebut masih menjadi pertanyaan besar yang harus mereka jawab dengan objective.
Di kalangan islam bulan Ramadhanlah waktu yang sangat ditunggu-tunggu dan diagungkan oleh mereka, bahkan mungkin ada yang sampai mengkultuskannya sebagai bulan keramat yang mempunyai nilai mistis yang beraneka ragam, dari cerita tentang kemenangan Rasulullah SAW pada perang Badar kubro sampai hari dimana Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, semua itu ada dan terjadi pada bulan Ramadhan.Konon di bulan inilah Nabi besar Muhammad SAW menerima perintah dari yang maha pencipta Allah SWT untuk melaksanakan ibadah puasa,yang mana tujuan utama yang harus dikejar adalah agar setelah melaksanakan puasa pada bulan tersebut umat Islam dapat sertifikat kenaikan tingkat yaitu menjadi manisia yang bertraqwa.
Bagi penulis, Kenapa bulan Ramadhan yang dijadikan bulan yang istimewa (baca:puasa ) dari bulan-bulan yang lainnya ! alasan yang paling mudah adalah bahwa perintah itu merupakan bisikan dari langit yang harus dipatuhi dengan mutlak,itu berarti jika pada saat nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT untuk puasa pada bulan muharram misalnya,maka pada hari ini kita akan mengerjakan puasa pada bulan muharram. Namun sejenak mari kita melihat Aspek yang lain dari Ramadhan dengan mengesampingkan pertanyaan mengenai penentuan bulan Istimewa tersebut.
Seperti yang sering kita dengar bahwa tujuan puasa adalah agar kita mendapatkan "sertifikat Taqwa" dari Allah SWT. Yang perlu di garis bawahi adalah nilai ketaqwaan seperti apa yang harus ada dalam diri umat muslim itu sendiri. Apakah hanya taqwa dalam bentuk symbolis belaka ?, ataukah kataqwaan yang mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan, masyarakat dan hidupnya !. Ketaqwaan yang bersifat simbolis hanyalah ketaqwaan yang bersifat semu dan cendrung kepada sesuatu yang bersifat lahiriah. Semisal seorang yang menjalani Ibadah Ramadhan, setelah sebelumnya berpakaian yang bergaya metal berganti menjadi seorang yang mencintai sarung,koko,jilbab dan sebagainya yang hanya bersifat lahiriah, namun kepekaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekelilingnya masih sangat minim bahkan cendrung acuh tak acuh, lebih parah dari itu,Ramadhan meminjam istilah Ulil absor abdalla " merupakan panggung teater keislaman " yang menampilkan corak keislaman yang dangkal,ya karena di bulan Ramadhanlah banyak umat muslim merubah penampilam mereka dengan symbol-simbol islam seperti terlihat jelas di Infotaiment-infotaiment yang memberitakan artis Ibukota .Namun apakah dengan symbol kesalehan yang penuh dengan kekhusyuan dan kegairahan itu menandakan akan terjadi perubahan total dalam diri mereka dan kedepannya mereka lebih mampu untuk memberikan kontribusi terbaik dalam kehidupan ? jawabannya tanya pada piranti hati kecil kita masing-masing,
Memang hal ini bukan menjadi kecendrunagn mayoritas,namun itu merupakan satu Fenomena yang sangat mengecewakan, dan itu berarti pula ajaran inti dari nilai-nilia keislaman belum merasuk kepada umat Islam secara Kaffah.Yang harus diketahui oleh khayalak muslim adalah bahwa nilai ketaqwaan bukanlah dilihat dari segi lahiriah belaka, berapa banyak para muslim hipokrit yang berbaju ketaqwaan seperti yang dipaparkan oleh penulis diatas namun berhati kesetanan ?
Berbeda dengan seorang muslim yang memahami arti taqwa yang sesungguhnya, mereka tidak mengukur taqwa hanya dengan sesuatu nilai simbolis saja,namun lebih kepada pengejawantahan dari taqwa itu sendiri ke dalam lingkungannya.
Mari kita renungkan bersama ! apakah dengan banyaknya maulid nabi, pengajian-pengajian, tadarus Al-qur’an dan gemuruh Bacaan Tarawih -yang kadang hanya terikan Hampa dan kosong makna- dapat menurukan jumlah kemiskinan ?,atau apakah dengan banyaknya istigosah yang bertaraf nasional yang dihadiri para alim ulama dari seluruh pelosok Indonesia akan menjadikan anak-anak muslim di Indonesia dapat bersekolah dengan layak ? Ada apa sesungguhnya dengan muslim Indonesia ? kemana ruh keislaman yang merupakan bagian terpenting dari keagaman tersebut ? lalu apa yang dapat dilakukan "jasad" keislaman bila ruh dari jasad tersebut hilang ?, tak ada.
Nilai ketaqwaan yang kedua inilah yang mungkin jarang sekali kita sadari akhir-akhir ini,kita lebih sibuk menyiapkan Ramadhan dalam hal-hal yang berbau ritual dan kebiasaan,seperti kesibukan kita untuk menyiapkan baju baru,kue yang banyak dan hal-hal yang terlihat semu, entah Islam jenis apa yang seperti itu,tapi yang pasti itulah Islamku di Indonesia, semoga menjadi perenungan


“Agama bukanlah riuh riang pendarasan keagamaan,namun jauh dari nilai-nilai kemanusiaan,Agama adalah satu Sikap kepasrahan dan ketundukan kepada Khaliq dan mungkin jauh dari keramaian bisingnya pendarasan yang membuat orang yang beragama tersebut lebih bisa merenungi arti hidupnya di tengah-tengah manusia yang lainnya “

Tidak ada komentar: